Nama asli adalah Soenjono tetapi pada saat belajar di Amerika Serikat ditambah dengan Dardjowidjojo untuk menghapuskan kebingungan orang sana kalau hanya ada first name saja. Soenjono, anak bungsu nomor 15, lahir di desa kecil, Kanjen, Pekalongan, tahun 1938, dari ayah, seorang lurah, dan ibu yang tak berpendidikan, tetapi tidak mau anak-anaknya berpendidikan renadh. Soenjono tamat STC (Bsatu Gaya Baru), Yogyagarta dalam bidang Bahasa Inggris tahun 1959 dan kemudian mendapat beasiswa dari East West Center, Honolulu, selama lima setengah tahun untuk memperoleh gelar M.A. Bahasa Inggris dari Universitas Hawaii, umur 25 tahun, dan Ph.D. Linguistik dari Universitas Georgetown, umur 28 tahun. Dari tahun 1968-1970 dia mengajar di Universitas Victoria (Selan- dia baru) dan dari tahun 1970-1982 menjadi (Assistant s/d Full) Professor di Universitas Hawaii.
Karena keunikan sistem pendidikan Indonesia yang tidak mengakui kegurubesaran dari luar negeri, termasuk negeri Amerika Serikat, maupun dari suatu PTN ke PTN lain, Soenjono terpaksa menjadi Gurubesar empat kali di: (i) Universitas Hawaii tahun 1970-82, (ii) IKIP Negeri (sekarang UNJ) Jakarta tahun 1983, (iii) Universitas Indonesia tahun 1993, dan (iv) Unika Atma Jaya tahun 2001!
Soenjono adalah Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia 1982-1985, 1985-1988, 1999-2002, dan 2002-20005. Dia pernah menjadi Ketua Jurusan Departemen of Indo-Pasific Languages di Universitas Hawaii, Purek 1 Unika Atma Jaya, Ketua Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya, dan Direktur Pascasarjana Unika Atma Jaya.
Dalam dunia akademik, dia menekuni bidang morfologi, sintaksis, psikolinguistik, dan pengajaran bahasa, Indonesia maupun asing, khususnya Bahasa Inggris. Beberapa karyanya telah terbit di jurnal internasional seperti International Journal of the Sociology of Language, Pacific Linguistics, Oceanic Linguistics, RELC Journal, Philippine Journal of Linguistics, dan English Australia Journal.
Soenjono dan isterinya, Bawuk Pratiwi, mempunyai dua anak, Angi dan Lana, dan dua cucu, Echa dan Dhira. Echa dijadikan kelince percobaan untuk bukunya Echa: Kisah Pemmerolehan Bahasa Anak Indonesia (Grasindo 2000). Dhira menjadi "cover girl" buku ini.